Selasa, 27 Desember 2011

Dalam Diriku

Dalam diriku mengalir sungai panjang
Darah namanya
Dalam diriku menggenang telaga darah
Sukma namanya
Dalam diriku meriak gelombang sukma
Hidup Namanya
Dan....
Karena hidup itu indah, aku menangis sepuas-puasnya






(Sapardi Djoko Damono - Dalam Diriku)

Blown Away

I've seen your eyes a million times
Beautiful, you're so beautiful
Like a kite beyond the lights
I won't hide
I wish I can't feel your gabardine skin
Don't go down, just sit here lay down on my tree
Don't paint the pain dear
Just sit here, singin' together with me and blown away the world

Minggu, 25 Desember 2011

Sloth

Awalnya sedikit aneh akan musik, Sludge/Doom/Drone/Post-Metal dan sebagainya. Tempo yang lambat, suara gitar yang berdistorsi tebal dan mendayu-dayu, suara sentuman bass yang berdistorsi terdengar asing di telinga. Sedikit demi sedikit saya selami dan resapi dan akhirnya sampailah pada pertemuan saya bersama Boing dan Dede di sebuag gigs dari kawan-kawan Balkot Terror Project. Tidak banyak yang kami perbincangkan pada pertemuan pertama itu, hingga pada suatu hari Boing menghubungi saya untuk memulai latihan pertama kami. Belum ada nama yang pasti untuk band ini pada waktu itu, kami berjalan mengalir saja seperti siklus cuaca sekarang ini. Musim dan bulan pun berganti, akhirnya kami menemukan sebuah nama yang sedikit asing bagi kami, Sloth. Nama ini ditemukan oleh Dede. Ia terinspirasi dari sebuah binatang lambat bernama Sloth juga. Bukan masalah bagi saya dan Boing karena kami berdua tidak pandai dalam memberi nama. 
binatang Sloth

Kami mulai menulis beberapa lagu. Sekitar 3 lagu yang berhasil kami buat, agresif dan penuh distorsi. Ya kembali ke masalah awal, saya belum terlalu banyak menganal musik seperti ini dan hasilnya Dede sedikit complain pada saya, "Nar masih terlalu hardcore banget maennya, coba agak dibuat lambat dan sedikit atmospheric". Kata-kata Dede terus terngiang-ngiang di benak saya, ya itu PR yang lumayan berat buat saya karena mengingat basic musik dan skill bermain drum saya lebih berat ke musik HC yang notabene bertempo cepat dan tegas. Berbanding terbalik memang dengan musik Sloth ini namun saya berusaha mencari-cari seperti apa musik ini seharusnya. Dan sampailah pertemuan saya bersama Russian Circles dan Cult Of Luna. Musik mereka sulit saya deskripsikan waktu itu, sedikir pelan namun tegas pada beberapa part, membuat emosi dan detak jantung naik turun mendengarnya. Beberapa diskusi bersama dede dan Boing sering kami lakukan sebelum masuk ke studio perihal musik seperti ini. waktu terus berlalu dan pengetahuan saya akan musik seperti ini terus bertambah. Beberapa kerabat dekat seperti Riar, Aceng, Iman (Vrosk), Baw, Bima dan masih banyak lagi memberikan berbagai referensi band sejenis yang berbeda-beda. Satu persatu saya dengarkan rekomendasi band-band Sludge dari mereka dan kini semakin jatuh cinta saya pada musik ini.

Sudah sekitar 3 bulan Sloth terbentuk kala itu, hmmm sekitar 5 lagu kini yang kami punya, cukup memadai untuk kami publikasikan pada teman-teman sekitar. Kami memulai merekam lagu kami dengan cara sederhana, hanya dengan sebuah kamera digital yang bisa merekam video. Kami merekam 5 lagu itu secara live di studio. Respon baik datang dari kerabat dekat kami dan akhirnya gigs pertama kami datang. Kawan-kawan Balkot Terror Project lah yang berbaik hati mau mengundang kami bermain dalam rangka rangkaian tour band hardcore Surrender (Aus). Lumayan banyak band yang mengisi pada acara itu. tegang sekali rasanya pada panggung pertama itu karena kami adalah band terakhir yang tampil malam itu. Setelah  cukup lama menunggu akhirnya bagian kami menghajar panggung malam itu. Sekitar pukul 11 malam kami tampil, hanya beberapa orang saja yang menonton dan semua kerabat dekat kami. 5 lagu yang kami bawakan malam itu, interaksi Dede pada penonton sangat kurang, ya mungkin dia sedikit grogi malam itu. Satu-persatu lagu kami bawakan tidak begitu mulus, beberapa part kami lupa hahaha. respon teman-teman yang menonton cukup baik dan terkesima dengan musik yang kami bawakan, mungkin sedikit aneh atau entah mengapa karena kawan-kawan Balkot notabene mendengarkan musik hardcore. Ya malam itu menjadi malam yang tidak terlupakan bagi Sloth. Panggung pertama dengan antusiame penonton yang cukup baik dan kami berhasil menggebrak saat itu.

pamflet Surrender Asia Tour 2010

gigs pertama Sloth, Surrender Asia Tour 2010 di Uninus

Seiring berjalannya waktu ada beberapa lagu yang kami rombak ulang, menjadi lebih lambat, lebih mengalun, lebih harmonis dan lebih dalam. Atmospheric Sludge Metal kami menyebutnya, karena kami memiliki konsep tentang Bumi bukan tentang Satanis seperti band Sludge pada umumnya. 10 lagu sudah kami tulis. Sedikit sulit dalam pembuatan lirik, karena kami bertiga pada dasarnya bukan penulis hahaha. Kami pun sempat mengalami pasang surut ketika Dede menerima pekerjaan di Cikarang. Intensifitas latihan dan pertemuan kami semakin berkurang, hanya di hari Sabtu dan Minggu saja kami bertemu. Jarak tidak membuat kami menyerah, obrolan via telepon dan sms sering kami lakukan untuk membuat schedule latihan. Hingga suatu hari kawan-kawan dari Riverside (UNPAS) mengajak kami untuk mengisi acara Riverside Fest II yang mereka adakan tidak berkala dan semaunya. Tanpa pikir panjang kami menerima tawaran tersebut untuk lebih menyebarluaskan pesan dan musik kami yang telah kami buat. Masih 5 lagu yang kami miliki dan beberapa diantaranya telah kami rombak ulang. Kurang lebih 40 orang menonton kami siang itu, tentu saja lebih banyak dari gigs pertama kami di Uninus. Kali ini antusiame penonton lebih baik lagi, beberapa kawan menyambangi kami di belakang panggung usai kami tampail memeberikan pujian. Terima kasih Tuhan.

pamflet acara Riverside Fest II 2010

Kini sudah 10 lagu kami tulis dan kami sepakat untuk masuk studio rekaman untuk album pertama kami kelak. Masterplan menjadi pilihan kami untuk merekam semua instrumen. Kini Dede memutuskan resign dari tempat kerjanya di Cikarang dan lebih memilih tinggal di Bandung dulu tanpa pekerjaan untuk beberapa bulan ke depan. Rekaman sesi pertama dimulai dari drum, ya itu bagian saya. 2 shift kami booking untuk sesi rekaman drum. 12 jam kami berada di studio. Lumayan membosankan karena mendengarkan lagu yang itu-itu saja, apalagi saya berada di dalam studio dengan seperangkat set drum dan headphone yang berisi guide gitar dan metronome. Hanya 9 jam saya berhasil merekam 9 lagu (1 lagu lagi hanya solo gitar). Cukup cepat untuk 9 lagu yang direkam. Pukul 10 pagi kami memulai rekaman drum dan pukul 7 malam selesai, hanya tinggal menunggu beberapa editan dari operator dan memindahkannya ke sebuah DVD untuk kami bawa pulang sebagai arsip.
Setelah sesi rekaman drum selasai, kini giliran Boing sang pencabik bass yang ambil bagian. Hanya 1 shift untuk sesi bass ini, namun diluar perkiraan kami ternyata Boing mengalami kesulitan dengan metronome dan butuh 1 shift lagi untuk menyelesaikan 9 lagu. Di lain hari akhirnya kami melanjtkan seisi rekaman bass lagi agar 9 lagu dapat selesai. Dan sampai saat ini baru drum dan bass yang kami rekaman karena beberapa hambatan kami harus menunda rekaman kami, ya salah satu hambatan itu adalah uang. Cukup mahal yang harus kami bayar untuk bisa rekaman di Masterplan, tetapi dengan alat yang sangat-sangat memadai kami rasa sangat pantas mengeluarkan uang sabanyak itu. Semoga saja hasilnya memuaskan.

Beberapa kumpulan foto yang diambil saat rekaman drum dan bass




Gigs kami yang selanjutnya yaitu live secara streaming di radio online milik kawan-kawan kami, ROI (Rebellion Of Idealist) Radio. Mereka memiliki sebuah program yang bernama "MENDADAK LIVE" dengan format semua band yang menjiadu bintang tamu di program ini tampil secara live streaming dan akan diwawancara juga oleh mereka. Malam itu hujan, tapi tak menyurutkan niat kami untuk menghadiri program "MENDADAK LIVE" oleh kawan-kawan dari ROI radio. Kami menyiapkan 5 lagu yang akan dibawakan, diantaranya Time, Doomed, March II, Oak dan Cloak. Hahahaha judul lagu tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu, kami memang begini, aransemen musik dan lirik sewaktu-waktu bisa dirombak ulang hahahaha. Sesi live dan wawancara sungguh menyenangkan. Kawan-kawan ROI Radio sangat humoris dan menyambut kami dengan hangat. Terima kasih atas undangan kalian.

Beberapa foto di "MENDADAK LIVE" ROI  Radio





Abet dan Diki, announcer ROI Radio

Dede sempat melakukan pertemuan bersama Ucok (Homicide-R.I.P.) untuk menanyakan perihal penggandaan dan biaya yang harus dipersiapkan untuk album kami kelak., tetapi ia tidak menjawab pertanyaan Dede perihal tersebut, malah berminat untuk merilis album pertama kami. Tanpa pikir panjang dede menerima tawaran tersebut dan langsung memberitahukan kabar baik itu pada saya dan Boing. Kawan kami dari Jakarta, Ipul (Grave Dancers) pun berminat merilis E.P. kami dengan format kaset yang berisi 4 lagu. Ya jadi tahun 2012 kami akan merilis E.P. yang akan dirilis Work Hard Mosh Hard Record (Ipul) dan Grimloc Record (Ucok). Terima kasih Tuhan

To be continued . . . . . . . . . .




Sabtu, 24 Desember 2011

Satu Dunia

Kepada Matahari,

Yang aku mau hanya lagit biru, angin yang mendayu-dayu, hangat matahari dan suara kicauan burung gereja yang menunggu senja datang menjemputmu suatu hari nanti
Di suatu hari aku dan kamu bersatu dalam satu dunia
Yang ada hanya kau dan aku, serta secarik kertas untuk kita tulis bersama tentang indahnya bumi ini

Sebuah Akhir

Ini hari akhir
Hari dimana semua akan lenyap bersama api dan darah
Ini hari akhir
Hari dimana kau dan aku akan bertemu lagi di ujung langit tak berujung


Bersiaplah
Seluruh isi bumi akan lenyap termasuk kau dan aku
Bersiaplah
Karena mungkin Megido akan menjadi tempat terakhir kau dan aku
Bersiaplah
Entah kau atau aku akan ikut dalam perang ini
Perang akhir zaman

Bumi

Gemuruh angin kencang kini membentuk pusaran
Berputar-putar tanpa arah
Ketika bulan membayangi pusarannya semakin besar dan kuat
Bulan pun enggan pergi, kian menyelimuti
Malam yang panjang untuk dijalani, sangat dalam dan dingin rasanya
Matahari terlalu malu untuk terbit dan kami pun terus berceloteh tentang datangnya hari akhir, akhir dari angin kencang ini
kami merindukanmu wahai hangat Matahari
Ya, sangat rindu